Perkembangan
penduduk Indonesia
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia
dari tahun 2000 ke tahun 2012 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari
tahun 2000 sampai 2012.
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna
untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan
datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi
juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan
datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat
menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang
lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Kelahiran dan perpindahan penduduk
disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang
bersangkutan. Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk
di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung
dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk
dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan
menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar
bunga-berbunga (bunga majemuk).
Dengan rumus
pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:
Dimana
P0 adalah
jumlah penduduk awal
Pt adalah
jumlah penduduk t tahun kemudian
r
adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t
adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per
waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk
pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan
secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi
dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai
kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya
merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan
sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya
periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P = Poekt
Cara
yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai
persentase populasi ketika dimulainya periode.
Ketika
pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau
lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam
populasi manusia dapat menyebabkan masalah
seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat
ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap
“kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola
sebuah sistem ekonomi. Saat ini percepatan pertumbuhan penduduk mencapai
1,3 persen per tahun. Ini sudah mencapai titik yang membahayakan dan harus
segera ditekan dengan penggalakan program Keluarga Berencana (KB).
Jika
upaya mengatasi laju pertumbuhan penduduk ini tidak dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat dapat
tercapai.oleh karena itu kita memerlukan terobosan-terobosan baru untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk me lalui program-program yang sudah
dicanangkan oleh pemerintah,seperti Keluarga Berencana (KB). Bahkan Presiden
pun ikut mengajak
BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan Pemda serta LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan sosialisasi penyuluhan KB.Sebab itu,
Presiden SBY meminta agar seluruh pejabat melibatkan diri untuk mendukung
program KB agar benar-benar berhasil, sehingga masa depan masyarakat Indonesia
menjadi cerah, karena berapa pun pertumbuhan ekonomi yang dicapai jika
pertumbuhan penduduk terus membengkak, maka kesejahteraan rakyat tidak akan
pernah berhasil.Presiden juga mengatakan, pembangunan masyarakat Indonesia
perlu memprioritaskan kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, seperti
anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar,dan masih banyak contoh lainnya.
Kepala
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Sjarief menyatakan,
Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini
laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa
per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami
ledakan penduduk,” kata Sugiri, kemarin.
Tahun
ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB,
11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta
manusia. Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun,
maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti
KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3
juta jiwa dalam setahun.
Jika
penurunan laju pertumbuhan penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara
bisa menghemat triliunan rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan
kesehatan. Selain itu, dengan jumlah kelahiran yang terkendali, target
untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka
kemiskinan, dan peningkatan pendapatan per kapitan dapat lebih mudah
direalisasikan.
Sugiri
memaparkan, pada 2006 rata-rata angka kelahiran mencapai 2,6 anak per wanita
subur. Angka tersebut tidak berubah pada 2007, sedangkan laju pertumbuhan
penduduk rata-rata masih 2,6 juta jiwa per tahun. Untuk bisa menekan angka
kelahiran sampai 1,3 juta jiwa setahun, BKKBN menargetkan tahun ini peserta KB
baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera mencapai 12,9 juta
keluarga.
Sugiri
mengakui, pelaksanaan Progam KB kini kurang berdenyut seperti era Orde Baru.
Pasalnya, di era otonomi saat ini, pemerintah daerah yang jadi ujung tombak
pelaksanaan program justru loyo. Selain itu, BKKBN juga kekurangan petugas
lapangan. Saat ini KB didukung oleh 22.000 petugas, “Kami butuh 13.000 penyuluh
lagi”.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk indonesia adalah sebagai berikut:
1.kelahiran
2.kematian
3.perpindahan penduduk(migrasi)
Migrasi ada dua,migrasi yang
dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk(imigrasi),dan yang dapat
mengurangi jumlah penduduk disebut imigrasi keluar(emigrasi).
a.
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
- Kawin
pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak
dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan
bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak
menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan
bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro
natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
- Adanya
program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan
anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya
pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan
kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
b.
Kematian (Mortalitas)
Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya angka kematian sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian(pro mortalitas) dan faktor
penghambat kematian (anti mortalitas).
1.
faktor
pendukung kematian(pro mortalitas)
Faktor
ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini
adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
2.
faktor
penghambat kematian(anti mortalitas)
Faktor
ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini
adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar