Kata photography berasal
dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi
photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.
Format film
Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film.
- APS,
Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm,
dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak
populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.
- Format
135. Dikenal juga dengan film 35mm . Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas
dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang
paling populer, banyak kita temui di sekitar kita.
- Medium
format
- Large
format
-
Jenis
Film
- Film
B/W, film negatif hitam putih.
- Film
negatif warna. Paling populer, sering kita pakai.
- Film
positif, biasa juga disebut slide . Lebih mahal dan rawan overexposure.
Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat
menangkap rentang kontras yang lebih luas.
-
Jenis-jenis kamera Foto
- Pocket/compact.
Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan.
Menggunakan film format 35mm.
- Range
finder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku.
Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut
rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm.
- SLR,
Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan
profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat
diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem.
- TLR,
Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format
medium.
- View
finder. Biasanya menggunakan format medium.
Kamera manual dan kamera otomatis
Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.
Kamera digital
Kamera Digital Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film dengan menggunakan media penyimpanan (Storage) berua memory card, sperti SD, MMS, Dan sebagainya.
- Consumer.
Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian
besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot . Beberapa,
seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
- Prosumer.
Kamera SLR-like , harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode
manual dan auto.
- DSLR.
Digital SLR.
Lensa Kamera
Mata
dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa
memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum.
Field of View (FOV) tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan.
Field of View Crop, sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier . Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm ( FOV crop factor 1.5x )
Jenis-jenis Lensa
Field of View (FOV) tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan.
Field of View Crop, sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier . Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm ( FOV crop factor 1.5x )
Jenis-jenis Lensa
a.
Berdasarkan prime-vario
-
Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal
tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime
kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga
yang sama.
-
Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat
diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat
diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat
diatur.
b.
Berdasarkan panjang focal
-
Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal
35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung.
-
Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa
serbaguna, cepat dan harganya murah.
-
Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal
70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh.
c.
Berdasarkan aperture maksimumnya.
-
Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar.
-
Lambat, memiliki aperture maksimum sempit.
d.
Lensa-lensa khusus
-
Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari
jarak dekat
-
Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan.
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm.
Peralatan bantu lain untuk Kamera (Fotografi) :
Tripod
Diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal. Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
Monopod
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm.
Peralatan bantu lain untuk Kamera (Fotografi) :
Tripod
Diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal. Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
Monopod
Mirip
tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan
vertikal saja.
Flash/blitz/lampu kilat
Untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap.
Filter
Untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya.
Flash/blitz/lampu kilat
Untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap.
Filter
Untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya.
-
UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi
hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
-
PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk
mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras
langit.
Exposure
Jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.
-
Aperture/diafragma . Makin besar aperture
makin banyak cahaya yang masuk. Aperture dinyatakan dengan angka angka antara
lain sebagai berikut: f/1,4 f/2 f/3,5 f/5.6 f/8. semakin besar angkanya ( f
number ), aperture makin kecil aperturenya.
-
Shutter speed/kecepatan rana . Makin cepat,
makin sedikit cahaya yang masuk.
-
ISO , menyatakan sensitivitas sensor/film.
Makin tinggi ISOnya maka jumlah cahaya yang dibutuhkan makin sedikit. Film ISO
100 memerlukan jumlah cahaya 2 kali film ISO 200.
Contoh :
Kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200.
Exposure meter (Pengukur cahaya)
Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal.
Exposure metering
Contoh :
Kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200.
Exposure meter (Pengukur cahaya)
Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal.
Exposure metering
adalah
metode pengukuran cahaya
- Average
metering , mengukur cahaya rata-rata seluruh frame.
- Center-weighted
average metering , mengukur cahaya rata-rata dengan titik berat bagian
tengah.
- Matrix/Evaluative
metering , Mengukur cahaya di berbagai bagian dari frame, untuk kemudian
dikalkulasi dengan metode-metode otomatis tertentu.
- Spot
metering , mengukur cahaya hanya pada bagian kecil di tengah frame saja.
Exposure compensation, 18% grey
Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih.
-
Under exposured, foto terlalu gelap karena
kurang exposure.
-
Over exposured, foto terlalu terang karena
kelebihan exposure
Istilah stop
Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali. Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali. Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali. Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali.
Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2. Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ Ö 2).
Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1. Beda speed tiap stop adalah 2 kali.
DOF , Depth of Field , Kedalaman Medan.
Istilah stop
Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali. Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali. Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali. Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali.
Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2. Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ Ö 2).
Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1. Beda speed tiap stop adalah 2 kali.
DOF , Depth of Field , Kedalaman Medan.
DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus. Kedalaman medan dipengaruhi oleh
besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek.
-
Aperture, semakin besar aperture (f number
makin kecil) maka DOF akan makin dangkal/sempit.
-
Panjang fokal (riil), semakin panjang fokal,
DOF makin dangkal/sempit.
-
Jarak ke obyek, semakin dekat jarak ke obyek
maka DOF makin dangkal/sempit.
Pemilihan DOF
-
Jika DOF sempit, FG dan BG akan blur. DOF
sempit digunakan jika kita ingin mengisolasi/menonjolkan obyek dari lingkungan
sekitarnya misalnya pada foto-foto portrait atau foto bunga.
-
Jika DOF lebar, FG dan BG tampak lebih tajam.
DOF lebar digunakan jika kita menginginkan hampir seluruh bagian pada foto
nampak tajam, seperti pada foto landscape atau foto jurnalistik.
Shooting mode
Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret.
Shooting mode
Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret.
- Full
auto, kamera yang menentukan semua parameter.
- Portrait,
kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF.
- Landscape,
kamera menggunakan aperture terkecil.
- Nightscene,
menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG
sekaligus.
- Fast
shuter speed
- Slow
shutter speed
Creative zone
- P,
program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini
kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode,
Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting.
- Tv,
shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung
aperture yang tepat.
- Av,
aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed.
- M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual
Komposisi dan Angle.
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar. Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.
Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar. Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar